Pages

Kamis, 07 Juni 2018

PERTUMBUHAN PENDUDUK

MAKALAH
PERTUMBUHAN PENDUDUK



          Nama/ NPM          : 1. Biyan Adiputra        / 31415381
                                          2. Haris Eko Setiawan / 37415465
                                          3. Indah Dwi Arista     / 33425331
                                          4. Renaldi AR             / 35415741
          Kelas                    : 3ID04


BAB I
PENDAHULUAN
1.1             Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk saat ini semakin meningkat,dan itu menjadi isu yang sangat popular dan mencemaskan bagi negara-negara di dunia. Di Indonesia hal ini menjadi masalah besar dibandingkan negara lain, pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik ekonomi maupun sosial, terutama peningkatan mutu kehidupan atau kualitas penduduk dalam sumber daya manusia yang dibarengi besarnya jumlah penduduk yang tidak terkontrol. Semuanya terkait penyediaan anggaran dan fasilitas kesehatan, pendidikan serta ketersediaan pangan. Di dalam Garis-garis besar Haluan Negara dinyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar baru menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan nasional hanya bila penduduk yang besar tersebut berkualitas baik. Namun dengan pertumbuhan penduduk yang pesat sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata. Hal ini bahwa penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah tercapai.
Berkurangnya atau bertambahnnya penduduk di suatau daerah mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan teknologi yang dimilikinya. Semakin tinggi teknologi yang dimiliki oleh suatu golongan penduduk, semakin luas kemungkinan memperbesar hasil –hasil produksi kebutuhan hidup dan semakin luas pula mata pencaharian untuk pertambahan penduduk. Setiap pendapatan baru dari lapangan teknologi sangatlah besar pengaruhnya terhadap perkembangan penduduk. Untuk mengetahui banyaknya penduduk suatu daerah atau negara pada waktu tertentu maka di laksanakan sensus penduduk atau perhitungan cacah, survei, serta catatan-catatan untuk di analisis di susun menjadi angka. Data inilah yang akan di pergunakan sebagai bahan untuk perencanaan ataupun sasaran-sasaran pembangunan dimasa yang akan datang.






1.2             Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan proses penggambaran permasalahan yang ada pada setiap permasalahan membahas permasalahan-permasalahan yang akan diselesaikan. Perumusan masalah dapat mempermudah mengidentifikasi setiap permasalahan. Perumusan masalah dibuat agar mengetahui masalah apa saja yang ada pada setiap pembahasan. Berikut ini adalah perumusan masalah yang akan dibahas.
a.       Bagaimana menghitung pertumbuhan penduduk alami?
b.      Bagaimana menghitung pertumbuhan penduduk non alami (migrasi)?
c.       Apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya pertumbuhan penduduk kelahiran, kematian dan migrasi?
d.      Bagaimana dampak positif dan negatif dari penduduk yang bermigrasi dilingkungan tersebut?

1.3             Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan merupakan tujuan dari pembuatan yang berisikan keinginan dan maksud yang ingin dicapai. Tujuan penulisan pada penulisan ini yaitu untuk mengetahui pertumbuhan penduduk pada akhir bulan september 2015 di kecamatan sukasari kota bandung.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Data Pertumbuhan Penduduk
Data kependudukan, angka kelahiran, angka kematian, imigrasi dan emigrasi pada akhir bulan september 2015 di kecamatan sukasari kota bandung. 
a.       Hitung Pertumbuhan Penduduk alami
Pa = L – M
Keterangan:
Pa = Pertumbuhan Penduduk Alami
L    = Jumlah Kelahiran
M   = Jumlah Kematian
Contoh perhitungan:
Pa  = L – M
      = 57 – 22
      = 35 jiwa
Pertumbuhan penduduk alami pada akhir bulan september 2015 di kecamatan sukasari kota bandung sebesar 35 jiwa.
b.      Hitung Pertumbahan Penduduk Non Alami (Migrasi)
Pm = I – E
Keterangan:
Pa = Pertumbuhan Penduduk Migrasi
I     = Jumlah Imigrasi
E    = Jumlah Emigrasi
Contoh perhitungan:
Pm = I – E
      = 218 – 119
      = 99 jiwa
Pertumbuhan penduduk non alami (migrasi) pada akhir bulan september 2015 di kecamatan sukasari kota bandung sebesar 99 jiwa.
c.       Hitung Pertumbuhan Penduduk Total
P    = (L – M) + (I – E) 
Keterangan:
P    = Pertumbuhan penduduk total
L    = Jumlah kelahiran
M   = Jumlah kematian
I     = Jumlah imigrasi
E    = Jumlah emigrasi
Contoh perhitungan:
P    = (L – M) + (I – E) 
      = (57 – 22) + (218 – 119)
      = 35 + 99
      = 134 jiwa
Pertumbuhan penduduk total pada akhir bulan september 2015 di kecamatan sukasari kota bandung sebesar 134 jiwa.

2.2       Faktor Penyebab Pertumbuhan Penduduk
A.        Kelahiran
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas).
1.         Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
- Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
- Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
- Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
- Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
- Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
2          Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar. Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
- Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
- Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
- Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
- Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
3.         Faktor – faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain :
a.         Kepercayaan dan agama
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak

b.         Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.

c.         Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.
d.         Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran

e.         Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.

f.          Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.

g.         Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia).

B.        Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
1.      Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
– Sarana kesehatan yang kurang memadai.
– Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
– Terjadinya berbagai bencana alam
– Terjadinya peperangan
– Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
– Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
2.      Faktor Penghambat Kematian
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
– Lingkungan hidup sehat.
– Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
– Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
– Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
– Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.

C.        Imigrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Faktor-faktor terjadinya migrasi, yaitu :
1.         Persediaan sumber daya alam
Pengertian mengenai perubahan ini sangat penting dalam kaitannya dengan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, dan memang jenis sumberdaya inilah yang seringkali dikhawatirkan akan segera punah.
2.         Lingkungan social budaya
Subyek utama dalam mengungkap permasalahan lingkungan hidup adalah manusia. Manusia dan lingkungan hidup (alam) memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya saling memberi dan menerima pengaruh satu sama lain. Pengaruh alam terhadap manusia lebih bersifat pasif, sedangkan pengaruh manusia terhadap alam lebih bersifat aktif.
3.         Potensi ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi atau usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan keterampilan, penambahan kemampuan berorganisasi, dan manajemen.
4.         Alat masa depan
Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.

2.3              Dampak Positif dan Negatif Imigrasi
A.    Dampak positif meigrasi terhadap daerah yang ditinggalkan
- Berkurangnya jumlah penduduk sehingga mengurangi jumlah pengangguran.
- Meningkatnya kesejahteraan keluarga di desa, karena mendapat kiriman dari yang pergi.
- Seimbangnya lapangan pekerjaan di desa dengan angkatan kerja yang tersisa, karena banyak orang yang    meninggalkan desa.
B.     Dampak negatif migrasi terhadap daerah yang ditinggalkan
- Berkurangnya tenaga kerja muda daerah.
- Kurang kuatnya stabilitas keamanan karena hanya tinggal penduduk tua.
- Semakin berkurangnya tenaga penggarap lahan pertanian.
- Semakin berkurangnya tenaga penggerak pembangunan di desa.
- Terbatasnya jumlah kaum intelektual di desa karena penduduk di desa yang berhasil memperoleh pendidikan tinggi di kota pada umumnya enggan kembali ke desa.
C.     Dampak positif migrasi terhadap daerah yang dituju
- Jumlah tenaga kerja bertambah.
- Integrasi penduduk desa-kota semakin tampak.
D.    Dampak negatif terhadap daerah yang dituju
- Semakin padat jumlah penduduknyla.
- Banyak terdapat pengangguran
- Lalu lintas semakin padat
- Terdapat kesenjangan ekonomi dalam kehidupan di masyarakat.


BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
Berdasarkan data pertumbuhan penduduk di kecamatan sukasari kota bandung Pertumbuhan penduduk alami pada akhir bulan september 2015 di kecamatan sukasari kota bandung sebesar 35 jiwa. Pertumbuhan penduduk non alami (migrasi) pada akhir bulan september 2015 di kecamatan sukasari kota bandung sebesar 99 jiwa. Pertumbuhan penduduk total pada akhir bulan september 2015 di kecamatan sukasari kota bandung sebesar 134 jiwa.

3.2     Saran
Untuk mengatasi Pertumbuhan penduduk perlu adanya suatu perencanaan kawasan desa-kota yang menggunakan pendekatan kolaborasi yang memperhatikan kepentingan antar pihak baik kepentingan kota maupun desa. Di duga, persoalan perencanaan tata ruang perkotaan selama ini terus-menerus terjadi dan berulang karena bersifat top down atau mengabaikan aspek partisipasi warga desa dan warga kota. Artinya, perencanaan  suatu wilayah selama ini bersifat sebagai “bahan jadi” yang harus dilaksanakan oleh para pemangku yang terkait termasuk penduduk setempat. Padahal suatu perencanaan wilayah tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada mekanisme pendukungnya.
Pengelolahan bersama diantara perencanaan wilayah yaitu : pemerintaha daerah yang terkait, para pengembang, DPRD sebagai wakil aspirasi politik masyarakat dan pemangku-pemangku yang terkait beserta kelompok-kelompok masyarakat semestinya dilibatkan secara bersama-sama dalam merencanakan dan menjalankan suatu wilayah pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Mekanisme kolaborasi ini perlu dilembagakan, seprti dalam suatu forum perkotaan (urban forum), untuk memperkuat pemerintah daerah dalam merencanakan perluasan kota.

DAFTAR PUSTAKA
Hartomo.1990. Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:Bumi Aksara
Rustian kamaluddin. 1998. Pengantar ekonomi Pembangunan.Jakarta : Lembaga penerbit fakultas Ekonomi UI
M.Masyhur amin.1994. Moralitas Pembangunan.Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset
Herimanto. 2008. IlmuSosialdanBudayaDasar. Jakarta : BumiAksara
Jurnal Masyarakat dan Budayaa,volume 11 No.2 Tahun 2009